"JANGKAR ADVENTURE" Outdoor Equipment Supplier

Sabtu, 23 Maret 2013

Perlengkapan Wisata Alam Arung Jeram

Raga Arus Deras (ORAD) atau  Arung Jeram dapat dikategorikan sebagai olah raga petualangan, karena tidak saja mengandung unsur olahraga, tetapi petualangan dengan berbagai resikonya.
ORAD termasuk salah satu kegiatan alam terbuka yang baru, dibandingkan mendaki gunung ataupun olahraga-olahraga alam terbuka lainnya. Olah Raga ini dimulai di Amerika Serikat, setelah Perang Dunia II. Ketika beberapa orang Enterpreneur menyusuri Sungai Colorado dengan perahu jenis Pontoon Sisa Perang Dunia. Kemudian berkembang pesat Tahun 60an, ketika teknologi rancangan dan bahan untuk membuat perahu seperti yang kita kenal sekarang ini mulai berkembang.

Sejarah Arung Jeram Dunia
Pengarungan ini dilakukan dengan menggunakan batang-batang kayu yang dirangkai menjadi rakit dan digunakan sebagai alat transportasi. Suku Indian di Canada telah memulai perkembangannnya. Orang Carib Indian mengembangkannya dan menamakan Progue. Sedangkan orang primitif menyebutnya dengan Out Canoe yang kemudian dikembangkan menjadi Bark Out Canoe. Perahu ini dibuat dari tempelan papan kayu oleh orang Indian Amerika Utara. Sedangkan orang Eskimo menciptakan Skin Corveal Craft, yaitu perahu yang dilapisi kulit binatang yang tidak tembus air.

Pada abad 19 seorang Boyscout, Mc Greegor membuat kendaraan air ini untuk rekreasi dan olag raga air. Seiring dengan perkembangan zaman, maka meterial perahu pun berkembang dan mulai beralih ke Plastik, Alumunium, Fibberglass, dan Karet. Setelah Perang Dunia II selesai, perahu bekas Angkatan Laut Amerika mulai digunakan oleh para petualang untuk mengarungi sungai. Arung jeram ini dilakukan dengan perahu bulat yang disebut dengan Basket Boat, karena bentuknya mirip keranjang.

Di tahun 1950, kegiatan ini mulai banyak digemari. Maka mulailah diproduksi perahu khusus untuk arung jeram dengan bentuk khusus yang naik dibagian depan dan belakangnya, dengan material yang kuat dan dapat mengangkut orang dan perbekalan yang lebih banyak. Pada tahun 1983 mulai muncul sebuah perhau yang dapat mengeluarkan air sendiri dari dalam perahu dengan nama Self Bailer yang diproduksi oleh Jim Cassady. Selain jenis ini ,dikembangkan pula perhu jenis Kataraf. Perahu ini dikembangkan oleh para Geologi Rusia. Desain perahu ini diadopsi dari perahu Katamaran yang digunakan di Laut. Seiring dengan perkembangan zaman dan kreatifitas manusia di alam ini, mulailah bermunculan sarana-srana baru untuk kegiatan berarung jeram seperti, kayak,canoe, board, dan lain sebagainya.

Sejarah Arung Jeram Indonesia
Negara kita yang sebagian besar terdiri dari air, maka tidaklah mengherankan jika sejak dulu kala bangsa kita telah mengenal pengarungan sungai. Misalnya Suku Dayak yang mengarungi Sungai Mahakam atau Kapuas dengan Perahu Bidak yang terbuat dari batang pohon yang dilubangi. Juga suku-suku pedalaman di Irian-Papua yang hidup di Sungai Membramo.

Mulai trendnya kegiatan arus deras dengan perahu karet adalah pada saat diselenggrakannya Lomba Arung Sungai Citarum I yang diadakan oleh kelompok Pendaki Gunung dan Penempuh Rimba Wanadri, Bandung.
Momen tersebut boleh dikatakan sebagai titik tolak perkembangan Olah Raga Arus Deras/ Arung Jeram di Indonesia. Para aktivis kegiatan ini sebagian besar kelompok-kelompok Pencinta Alam seperti GPA, Wanadri dan Mapala UI yang kemudian mengadakan serangkaian kegiatan ekspedisi.

Tanpa disadari, walaupun tidak terlalu pesat Olah Raga Arus Deras mulai berkembang, pada tahun 1987 GPA pun melaksanakan Ekspedisi Sungai Alas di Aceh sebagai bentuk eksisitensi di dunia Arus Deras atau pun penyusuran sungai. Pada tanggal 29 Maret 1996 berdiri Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) yang dibidani oleh 30 klub Arung Jeram.

Pengenalan Alat-alat Arung Jeram
Perlengkapan merupakan salah satu persyaratan dalam kegiatan berarung jeram. Berikut beberapa peralatan yang umum digunakan :

Perahu Karet
Perahu yang digunakan dalam berarung jeram bukan sekedar yang bisa mengambang. Perahu di tahun 80an keatas sudah dapat mengeluarkan air secara otomatis (Self Bailing), dapat melakukan manuver dengan cepat, sangat kokoh, mempunyai empat tabung udara yang saling mendukung bila ada salah satu tabungnya ada yang bocor. Ukuran Perahu karet sangat bervariasi, dari 8 – 30 kaki. Yang biasanya dipergunakan untuk berarung jeram antara 12 – 18 kaki, tergantung dari sungai yang akan diarungi.
Jenis-jenis perahu karet :
a) LCR (Landing Craft Rubber)
b) OVAL
Perahu dengan rancangan bagian buritan dan haluan dibuat agak mencuat agar air tidak mudah masuk dan mampu menjaga kestabilan perahu ketika melewati jeram besar.
Perahu dibagi atas dua golongan yaitu:
a) Non self Bailing Floor
    Perahu ini tidak dilengkapi dengan lubang-lubang pembuangan air, sehingga air yang masuk kedalam             perahu, karena itu perahu jenis ini harus dilengkapi dengan ember/gayung untuk membuang air.
b) Self Bailing Floor
    Perahu jenis ini adalah perahu jenis terbaru. Perahu jenis ini dilengkapi dengan lantai yang dipompa dan         lubang pembuangan air. Air yang masuk kedalam perahu otomatis akan keluar dengan sendirinya.

Dayung
Dayung sebagai alat kayuh pada olahraga arung jeram sedapat mungkin dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan. Ada beberapa jenis dayung yang biasa digunakan untuk berarung jeram :
a)Dayung kayu
   Dayung ini lebih berat dan kekuatannya kurang dibandingkan dengan dayung yang dibuat dari bahan lain.
b)Dayung Fiberglass
   Dayung ini cukup ringan tetapi mudah pecah dan pecahannya sangat tajam, bisa melukai pemakainya.
c)Dayung Alumunium dan Plastik
   Dayung ini cukup ringan, mudah terapung, lebih kuat dari dayung lainnya. Dayung jenis ini yang lebih              banyak dipakai berarung eram.
Dayung yang dipergunakan oleh awak perahu, panjangnya berkisar antara 4,5 – 6 kaki. Tetapi umumnya adalah 5 – 5,5 kaki. Sesungguhnya faktor penentu ukuran panjang dayung ada tiga hal, yaitu : besar badan dan kekuatan awak, diameter tabung perahu dan kelilingnya, sebagai pendayung awak atau pendayung kemudi/kapten.

Carabiner
Dalam kegiatan Arung Jeram sangat banyak gunanya,bisa dibuat untuk menggantungkan barang-barang, berguna untuk alat rescue.

Pelampung
Ada dua jenis pelampung yang biasa digunakan yaitu pelampung padat dan pelampung tiup. Jenis pelampung yang baik dan benar untuk berarung jeram adalah pelampung yang sesuai dengan ukuran postur tubuh, berisi gabus tebal (dapat berfungsi sebagai penahan benturan terhadap benda keras). Untuk kemungkinan menghadapi keadaan darurat , perlu dipertimbangkan mengenai penggunaan pelampung dengan tambahan dibagian belakang kepala, agar kepala tetap terapung tengadah, apabila tidak sadarkan diri.

Helmet
Mengarungi sungai berjeram dengan letak batuan yang tidak beraturan atau sungai dengan tingkat kesulitan yang tinggi, helm mutlak digunakan. Tujuannya untuk melindungi kepala dari kemungkinan benturan benda keras. Helm yang baik harus ringan, tahan air, dan tidak mengganggu pandangan maupun gerakan.

Tali lempar (Throw Rope)
Panjangnya kurang lebih 30 meter. Tali ini digunakan untuk keadaan darurat dan dalam perahu harus ada satu gulungan tali ini dari jenis kernmantel dinamis.

Tali untuk membalikan perahu (Flip Line)
Biasanya dikaitkan disamping perahu. Apabila perahu terbalik maka tali ini dapat digunakan untuk membalikan perahu ke posisi semula.

Pompa
Pompa berguna untuk menjaga bila tabung perahu kempis. Sehingga alat tersebut sebaiknya dibawa pada saat pengarungan. Selain pompa kaki (foot-pump), terdapat pula pompa yang two barrel, artinya selain dapat memompa udara kedalam perahu, juga dapat menyedot udara dari dalam perahu. Tidak disarankan memompa perahu dengan menggunakan kompresor, karena udara yang keluar dari kompresor adalah udara panas. Hal ini dapat menyebabkan perahu pecah.

Peluit
Melakukan komunikasi lewat suara sangatlah sulit karena suara deru jeram sangatlah keras. Untuk mengatasinya digunakan peluit, yang dibantu abab-aba dengan tangan atau dayung.

Dry Bag
Dry bag digunakan untuk menyimpan/membawa barang-barang yang tidak tahan air seperti makanan, medical kit, dan lain-lain.

Perlengkapan P3K
Mutlak harus dibawa. Jenis obatnya dapat disesuaikan dengan kondisi medan dan kebutuhan selama mengarungi sungai.

Prusik
Prusik yang kita bawa sebaiknya beruk.50–60 % dari tali utama yang kita gunakan atau sekitar 5–7mm. Dengan memakai simpul Double Fisherman ikatlah kedua ujung prusik menjadi Loop (lingkaran). Sangat membantu saat menggunakan sistem C-Rig atau Z-Rig unutk menarik perahu yang terjebak rintangan di tengah sungai.

Pulley
Bisa juga digunakan dengan carabiner untuk mengurangi friksi saat penggunaan tali dengan menggunakan sistem C-Rig atau Z-Rig sehingga beban menjadi ringan saat di tarik. Diameter Pulley adalah 2 inchi, berdasarkan bending radius yang paling ideal. Tetapi sebenarnya dengan ukuran tersebut untuk rescue kit terlalu berat dan kurang efektif, karena itu sekarang terdapat Pulley dengan material yang sama tetapi berukuran lebih kecil dengan kekuatan 3000 – 5000 pounds.

Pisau Saku (Pocket Knives)
Dengan ukuran yang relatif kecil sehingga efisien untuk dibawa, dimasukan ke dalam saku pelampung. Gunanya banyak sekali selain untuk survival kit. Terdapat dua macam pisau yang biasa digunakan untuk berarung jeram, yaitu single-blade dan double-blade. Hanya yang perlu diingat cara menyimpannya agar tidak membahayakan diri sendiri.

Dayung Perahu Karet: Merk Citarum, Berat 0,8kg, Bahan Aluminium, Pegangan Plastik sama daun dayungnya, yang stainleess, harga @Rp.250.000,- Sangat cocok untuk keperluan Ajung Jeram, Wisata Air, Rescue, dan sebagainya.


Rompi Pelampung:
Merk: Anapurna, Bahan Sterefoam, Harga Rp.300.000,-


Rescue Rope:
Merk:Biawak, Panjang 15meter, diameter 6-7mm, Harga Rp.300.000,-



Webbing Tubbular:
Panjang 4.5meter, Lebar 2.5cm, harga Rp.20.000,-

Karabiner Screws:
Type Ovall, Kap.600Kg, Galvanish, Tidak Korosif, Harga Rp.65.000,-

Helmet:
Merk Vidano, Standard, Uk.All Size, Warna beragam, Bahan sangat nyaman di kepala, berisi matras dan sterefoam yang empuk, harga.Rp.65.000,-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar